Pages

Ads 468x60px

SKRIPSI UPAYA GURU DALAMA PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA SISWA TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR'AN


(KODE : PEND-ISLAM) : SKRIPSI UPAYA GURU DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA SISWA TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an menurut Agama Islam merupakan firman Allah SWT yang mengandung mu'jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang tertulis di dalam mushaf-mushaf yang di riwayatkan denganjalan mutawatir yang membacanya di pandang Ibadah.
Menurut Manna' al-Qaththan, Al-Qur’an adalah kalamullah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya ibadah. Sedangkan menurut Al-Zarqani Al-Qur’an adalah lafad yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dari permulaan surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas".
Menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azharnya mengistilahkan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu-wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasulnya dengan perantara Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada manusia.
Dari berbagai definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad bukan sekedar mu'jizat saja tetapi di samping itu untuk dibaca, dipahami, diamalkan dan dijadikan sumber hidayah dan pedoman bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan bagi manusia yang dapat membimbing dan menuntun manusia ke arah jalan yang lurus, jalan keselamatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa pada dasarnya Al-Qur’an itu mudah untuk dipelajari, dianalisis dipahami yang kemudian direalisasikan dalam bentuk perbuatan hanya bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh dan bertaqwa.
Allah dalam surat al-Qomar ay at 17, berfirman :
Artinya : "Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran" (al-Qomar ayat 17)
Ayat di atas mengisyaratkan pada kaum muslimin untuk mempelajari makna yang terkandung di dalamnya sehingga dapat dijadikan pelajaran, tentunya dalam pemahaman terhadap Al-Qur’an ini tidak langsung sekaligus, melainkan dimulai dengan belajar membaca Al-Qur’an dengan fasih dan tartil.
Untuk mewujudkan generasi yang memahami dan mengamalkan Al-Qur’an tersebut perlu mempersiapkan sedini mungkin dan membiasakan membaca Al-Qur’an secara tartil agar mendapat petunjuk-nya, di samping itu peran guru yang paling diutamakan dalam mewujudkan generasi yang memahami dan mengamalkan Al-Qur’an, karna peran guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal, sebagaimana dikemukakan oleh Adamad Desey dalam Basis Principles Of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin, pembimbing dan sebagai suri tauladan yang baik.
Demi merangsang minat belajar membaca Al-Qur’an tersebut, sudah banyak jalan yang ditempuh, seperti pembelajaran Al-Qur’an di mushalla, di masjid bahkan di rumah-rumah. Pada perkembangan selanjudnya model pembelajaran Al-Qur’an melahirkan apa yang dikenal dnegan sebutan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).
Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Islam bagi anak-anak usia 7-12 tahun, tujuannya adalah untuk menjadikan anak mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan makharijul khuruf dan ilmu tajwidnya sebagai target pokok.
Sesuai dengan namanya (TPQ), maka penekanan pengajaran pada pengenalan huruf-huruf Al-Qur’an dan kegemaran membaca Al-Qur’an beserta Tajwidnya. Selain dari pada itu, TPQ juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka pembentukan kepribadian anak yang bertaqwa kepada Allah SWT serta berbudi luhur.
Akan tetapi, pada realita yang terjadi saat ini manyoritas TPQ hanya mengajarkan cara membaca Al-Qur’an dan ilmu Tajwid saja. Sedangkan dalam pembelajaran Al-Qur’an di TPQ X tidak hanya mengajarkan cara membaca Al-Qur’an dan ilmu Tajwid kepada para muridnya, tetapi guru juga menanamkan nilai-nilai keagamaan, baik yang menyangkut aqidah, ibadah maupun akhlaq. Karena penanaman nilai-nilai keagamaan itu dirasa sangat penting untuk di jadikan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari (Bermasyarakat).
Fenomena pembelajaran Al-Qur’an dan Tajwid yang ada di banyak TPQ pada saat ini, seakan-akan mengenyampingkan nilai-nilai Agama yang menurut peneliti juga sangat penting untuk ditanamkan pada anak.
Dari latar belakang diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui upaya guru dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada siswa TPQ X. Sehingga lembaga yang dikelolanya betul-betul bisa menjadi lembaga yang berkualitas dan mampu memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas peneliti mencoba mengangkat suatu masalah yang peneliti formulasikan kedalam judul penelitian, yaitu : "Upaya Guru Dalam Penanaman Nilai-nilai Kegamaan Pada Siswa Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Di TPQ X"

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, serta dasar pemikiran yang terdapat didalamnya, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya guru dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada siswa taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di TPQ X ?
2. Metode apa yang digunakan dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada siswa taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di TPQ X ?

C. Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat pembahasan yang begitu luas dalam kaitannya dengan penanaman nilai-nilai keagamaan, sehingga untuk menghindari penyimpangan maka perlu ditentukan dahulu ruang lingkub pembahasannya. Adapun ruang lingkub pembahasan dalam penelitian ini adalah :
1. Mendiskripsikan upaya guru dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada siswa taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di TPQ X
2. Mengidentifikasi metede dalam Penanaman nilai-nilai keagamaan pada siswa taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di TPQ X

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui sejauh mana upaya guru dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada siswa taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di TPQ X.
2. Untuk mengetahui metode-metode dalam upaya penanaman nilai-nilai keagamaan pada siswa taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di TPQ X.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi semua pihak, khususnya pada pihak-pihak yang berkompeten dengan permasalahan yang diangkat, serta dapat memperkaya khazanah dan wawasan keilmuan mengenai bahasan tentang Upaya Guru Dalam Penanaman Nilai-nilai Kegamaan Pada Siswa Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Di TPQ X, serta dapat dijadikan rujukan dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini untuk menambah atau memperkaya informasi mengenai masalah masalah tersebut, baik sebagai data banding atau informasi pelengkap dari penelitian yang memiliki fokus yang sama.

F. Sistematika Pembahasan
Agar mempermudah dalam pembahasannya, maka sistematika pembahasannya dibagi menjadi enam bab dengan sub-subnya sebagai berikut :
BAB I Merupakan pendahuluan yang berisi gambaran atau penjelasan seluruh pokok pikiran yang terkandung dalam skripsi ini. Dengan demikian para pembaca medapat gambaran yang jelas tentang arah isi skripsi ini.
BAB II Merupakan pembahasan secara teoritis, dari pembahasan teoritis ini peneliti akan memperoleh data secara teori, konsep-konsep atau definisi-definisi serta dalil-dalil yang sesuai dengan masalah-masalah yang akan dibahas. Dengan demikian bisa dijadikan pedoman pada pembahasan berikutnya.
BAB III Merupakan metode penelitian yang meliputi : Pendekatan dan Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.
BAB IV Laporan Hasil Penelitian, yakni memaparkan data-data yang akurat berkaitan dengan Sejarah Berdirinya TPQ X, Visi dan Misi Tujuan Berdirinya TPQ X, Stuktur Organisasi Kepengurusan, Keadaan Guru atau Ustadz/Ustadzah, Keadaan Santri, Sarana dan Prasarana, Sumber Dana, Penyajian Data Hasil Penelitian, upaya guru dalam menanaman nilai-nilai keagamaan pada siswa TPQ X, dan Metode yang digunakan dalam Menanaman Nilai-nilai Keagamaan pada siswa TPQ X
Bab V Penjelasan dan analisis hasil penelitian dan kaitannya dengan teori akan dibahas dalam bab ini.
Bab VI : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

SKRIPSI PENERAPAN SISTEM FULL DAY SCHOOL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SEKOLAH XXX


(KODE : PEND-ISLAM) : SKRIPSI PENERAPAN SISTEM FULL DAY SCHOOL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH



BAB I 
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan dipandang sebagai industri yang dapat mencetak jasa, yang dimaksud jasa disini adalah jasa pendidikan, yaitu suatu proses pelayanan untuk merubah pengetahuan, sikap dan tindakan keterampilan manusia dari keadaan sebelumnya (belum berpendidikan) menjadi semakin baik (berpendidikan) sebagai manusia seutuhnya. Oleh sebab itu pembangunan dimasa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi oleh sektor pendidikan, sebab dengan bantuan pendidikan setiap individu berharap bisa maju berkembang dan dikemudian hari bisa mendapatkan pekerjaan yang pantas.
Lewat pendidikan orang mengharapkan supaya semua bakat, kemampuan dan kemungkinan yang dimiliki bisa dikembangkan secara maksimal, agar orang bisa mandiri dalam proses membangun pribadinya.
Di dalam ajaran islam pendidikan sangatlah diutamakan, hal tersebut dapat dilihat dengan ayat yang pertama kali turun dalam Al-Qur’an adalah memerintahkan untuk membaca, membaca dan membaca. Ini menunjukkan bahwa belajar atau dalam arti lain pendidikan adalah hal yang pokok bagi setiap pribadi muslim khususnya dan manusia pada umumnya. Firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi :
Artinya : "Adakah sama orang-orang yang berilmu pengetahuan dan orang orangyang tidak berilmu pengetahuan" (QS. Az-Zumar)
Firman Allah dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :
Artinya : "Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari golongan-mu semua dan orang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat" (QS.Al-Mujadalah : 11).
Dalam hadits Nabi yang berbunyi :
Artinya : "keutamaan orang yang berilmu diatas orang yang beribadah itu seperti keutamaan bulan purnama diatas seluruh bintang-bintanglainnya" (HR. Abu Daud, Tirmizi, Nasa'i dan Ibn Hibban).
Dari keterangan ayat dan hadits diatas jelas bahwa orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu itu berbeda, ada perbedaan derajat di sisi Allah antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu, bahkan orang yang berilmu seperti bulan purnama diatas bintang-bintang yang lainnya. Dan Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat.
Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa pendidikan merupakan salah satu pra-syarat (indikator) sebuah peradaban. Yang menunjukkan sesuatu peradaban itu maju atau tidak bisa dilihat dari seberapakah kualitas dari pendidikan yang terdapat di peradaban tersebut.
Namun menangani dunia pendidikan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, melainkan membutuhkan usaha keras dan sungguh-sungguh dalam rangka memanusiakan manusia melalui berbagai strategi, kreatifitas maupun inovasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Di dalam proses pendidikan ada sebuah tujuan mulia, yaitu penanaman nilai yang di lakukan oleh pendidik terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri yaitu : sebagai mana termuat dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa "Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab."
Berdasarkan UU tersebut, salah satu ciri manusia yang berkualitas ialah mereka yang tangguh iman dan taqwanya serta memiliki akhlak mulia. Dengan demikian, ciri kompetensi keluaran pendidikan kita adalah ketangguhan dalam iman dan taqwa serta memiliki akhlak mulia.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan lembaga-lembaga pemerintah ataupun swasta dengan menerapkan system atau kurikulum yang dirasa pas untuk mewujudkan tujuan tersebut. Salah satu diantaranya adalah sistem full day school.
Banyak bermunculan sekolah-sekolah yang mengoptimalkan waktu pembelajaran di sekolah, hal tersebut di karenakan :
1. Kurang baiknya lingkungan masyarakat yang menuntut orang tua harus selalu megawasi anak anaknya karena di kahawatiran akan ikut dalam pergaulan yang kurang baik
2. Kurang adanya waktu yang disediakan orang tua untuk menemani anaknya di karenakan adanya tuntutan pekerjaan, sosial atau apapun yang menyibukkan orang tua.
3. Kecenderungan anak apabila di rumah, hanya bermain dan malas untuk belajar.
Maka untuk mengatasi hal tersebut, inisiatif yang dilkukan lembaga pendidikan dengan menerapkan system full day school. Di mana dalam full day school proses pembelajarannya tidak hanya bersifat formal, tetapi juga banyak suasana yang bersifat informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreativitas dan inovasi bagi guru
Dengan adanya sistem semacam ini, lamanya waktu pembelajaran tersebut tidak akan menjadi beban, karena sebagian waktunya digunakan untuk waktu-waktu informal.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lembaga pendidikan yang walaupun baru menerapkan sistem full day school tetapi terdapat inovasi-inovasi yang menarik dalam sekolah tersebut. Pertama, sekolah tersebut terdapat di pedesaan dengan menggunakan si stem full day school, Yang mana pada umumnya penerapan full day school itu kebanyakan terdapat di daerah perkotaan. Selain itu sekolahan tersebut juga mengoptimalkan penerapan system full day school dengan mengkolaborasikan antara kurikulum Depag dengan kurikulum buatan sendiri yaitu dengan menambah jadwal-jadwal yang bersifat keagamaan, seperti mengaji, sholat berjama'ah, latihan berpidato dll.
Kedua, menurut peneliti berdasarkan pantauan dan hasil wawancara dengan guru di MI (Madrasah Ibtidaiyah) tersebut setelah di diterapkannya sistem full day school di sekolah tersebut dengan berbagai inovasi-inovasi yang dilakukan, banyak warga masyarakat yang ingin mendaftar di sekolah tersebut, hal itu dapat dilihat dengan banyaknya siswa yang masuk dari tahun ketahun, walaupun ada penurunan pada tahun-tahun tertentu.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang "PENERAPAN SISTEM FULL DAY SCHOOL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI MI X"

B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana penerapan sistem full day school di Madrasah Ibtidaiyah (MI) X ?
2) Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat penerapan sistem full day school di MI X ?
3) Apakah penerapan sistem full day school dapat meningkatkan kualitas pendidikan di MI X ?

C. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1) Mengetahui bagaimana penerapan sistem full day school pada MI X
2) Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat penerapan sistem full day school di MI X
3) Mengetahui apakah penerapan sistem full day school dapat meningkatkan kualitas pendidikan di MI X

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi konstruktif terhadap lembaga pendidikan terutama pada Madrasah Ibtidaiyah X dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun secara detail, kegunaan tersebut diantaranya :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini paling tidak dapat menambah pengalaman serta khazanah pemikiran bam berkaitan dengan sistem full day school
2. Bagi Lembaga Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran terhadap pengembangan kurikulum khususnya di madrasah ibtidaiyah X dan umumnya kepada marasah-madrasah yang lain, sehingga diharapkan madrasah mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lain (non-madrasah) baik dari input, proses maupun output pendidikan madrasah.
3. Bagi Kepala Madrasah
Dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam implementasi ataupun model pengembangany fullday school di MI X

E. Batasan Masalah
Karena luasnya masalah yang dapat dijadikan bahan penelitan, maka penulis membatasi masalah sebagai berukut :
1. Pengertian istilah.
Agar dapat dipahami dengan jelas judul skripsi ini yaitu Penerapan Sistem full day school Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di MI X maka terlebih dahulu perlu dijelaskan istilah yang terdapat dalam judul tersebut, antara lain :
a. full day school adalah Sekolah sepanjang hari, maksudnya adalah proses sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari pagi sampai sore hari.
b. Kualitas adalah perasaan menghargai bahwa sesuatu lebih baik dari pada yang lain. Perasaan itu berubah sepanjang waktu dan berubah dari generasi ke generasi serta bervariasi dengan aspek aktifitas manusia. Kalau di tarik dalam konteks pendidikan, yang di maksud dengan kualitas di sini adalah mengacu pada proses pendidikan dan hasil belajar
c. Lapangan (Scope) Penelitian
Penelitian ini obyeknya adalah sebuah lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) X. Yang mana peneliti akan mengobservasi tentang pelaksanaan sistem full day school yang di terapkan disana, faktor-faktor penghambat dan pendung, serta apakah dengan diterapkannya full day school di MI X tersebut dapat meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga tersebut.

F. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan skripsi ini penulis menyusun secara sistematis, disusun secara teratur, mudah dan jelas untuk itulah skripsi ini dibagi menjadi enam bab yang terdiri dari :
Bab I : Pendahuluan yang dibahas adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika pembahasan.
Bab II : Pada bab ini merupakan pembahasan tentang full day school yang meliputi : Pengertian full day school, tujuan full day school, full day school dalam prespektif Islam, Metode yang digunakan dalam full day school, Pelaksanaan full day school, pengertian kualitas pendidikan, Macsam-macam upaya dalam meninkatkan kualitas pendidikan, penerapan full day school dalam meningkatkan kualitas pendidikan, faktor pendukukng dan penghambat full day school dalam meningkatkan kualitas pendidikan
Bab III : Pada bab ini merupakan Metode penelitian yang memuat tentang desain penelitian, lokasi dan subyek penlitian, instalment penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik analisa data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian.
Bab IV : Pada bab ini merupakan Laporan hasil penelitian atau penyajian serta analisis data yang diambil dari realita-realita objek berdasarkan penelitian yang dilakukan di MI X. dari sini penulis dapat mengaplikasikan data-data dalam rangka mengambil kesimpulan penyajian.
Bab V : Pada bab ini merupakan pembahasan hasil penelitian yang mana merupakan pencocokan antara hasil dari penelitian dengan teori yang ada
Bab VI : Pada bab ini merupakan penutup dari penulisan skripsi atau hasil akhir yang mencakup kesimpulan dan saran.

SKRIPSI PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(KODE : PEND-ISLAM) : SKRIPSI PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA 



BAB I
PENDAHULUAN 


A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkaan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan tersebut manusia memasuki dunia pendidikan melalui proses belajar, dalam proses tersebut muncul pengaruh yang dapat membawa perubahan sikap atas manusia yang dipengaruhinya. Seiring dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menurut setiap orang untuk membekali dirinya lebih baik sehingga mampu membekali diri dengan perkembangan yang ada. Salah satu untuk membekali diri adalah pendidikan, baik formal maupun non formal.
Komponen yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan ada tiga unsur yaitu orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Dalam dunia pendidikan formal, fenomena belajar mengajar lebih menekankan pada tercapainya kegiatan pada diri siswa (murid), karena memang pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur.
Melalui pendidikan yang terstruktur seseorang akan memiliki daya pemikiran yang berbeda, dari sejak pendidikan dasar, menengah sampai perguruan tinggi. Begitupun pengaruhnya pada siswa yang memiliki orang tua yang latar belakang pendidikan formal orang tua yang berbeda mereka pasti memiliki sikap, moral dan perilaku yang berbeda dalam kehidupan kesehariannya.
Menjadi orang tua tidak hanya penting bagi keberadaan kita sekarang, tetapi juga bagi masa depan anak-anak kita, terutama membekalinya dengan Pendidikan Agama Islam bagi anak, karena kelak orang tua yang Memiliki anak yang sukses dan berprestasi dalam belajarnya merupakan sebuah petualangan, penuh dengan kejutan-kejutan dan perubahan-perubahan.
Pada masyarakat modern tugas dan tanggung jawab pendidikan pada anak diserahkan kepada suatu lembaga, yaitu sekolah. Sekolah disini merupakan tempat melakukan kegiatan belajar dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam mewujudkan lembaga pendidikan diatas orang tua siswa selalu dilibatkan dalam kualitas pendidikan anaknya, oleh karena itu begitu pentingnya latar belakang pendidikan orang tua bagi anak, sebagai motivator yang aktif.
Dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar lebih menekankan terciptanya kegiatan belajar siswa. Kegiatan yang dilaksanakan pada akhir tahunnya atau akhir semester dilakukan penilaian (evaluasi). Penilaian sebagai alat akhir untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar siswa yang dapat disebut pula dengan sebagai prestasi belajar siswa. Prestasi belajar ini secara nyata akan dapat diketahui oleh siswa setiap akhir semester dinyatakan dalam bentuk angka-angka nilai raport.
Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti ingin mengadakan penelitian di lembaga pendidikan. Apakah latar belakang pendidikan formal orang tua yang tinggi berpengaruh terhadap prestasi belajar PAI anaknya. Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan adanya sarana belajar yang memadai. Pemenuhan belajar yang sangat penting bagi siswa untuk mengejar prestasi. Lingkungan tempat tinggal dan adanya dorongan internal yang muncul dari dalam diri anak sehingga timbul suatu kebiasaan pada diri anak, hal itu merupakan pengaruh dasar dari orang tua apalagi pengaruh Religi pada diri anak yang sangat mendarah daging. Begitupun pengaruh eksternal yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar PAI anak tersebut. Namun jika tidak mempunyai minat yang tinggi dalam dirinya, akan mendapat hambatan dalam mencapai hasil belajarnya, sehingga prestasi yang dicapai dibawah yang semestinya.
Ada juga persepsi yang menyatakan bahwa orang tua yang tingkat latar belakangnya tinggi, belum tentu ia mampu memberi perhatian yang penuh terhadap pendidikan anaknya, begitu sebaliknya ada orang tua yang latar belakang pendidikannya rendah tetapi sangat besar perhatiannya terhadap pendidikan anaknya.
Namun hakikatnya sangat berbeda sekali orang tua yang berpendidikan tinggi dengan orang tua yang berpendidikan rendah yang pasti kelihatan dalam pengaplikasiannya seorang anak dalam kehidupan perilaku sehari-haru, orang tua yang berpendidikan tinggi mereka pasti lebih tahu dan mengerti cara mendidik dan mengarahkan anaknya, mereka mampu memberikan respon yang tepat dan pengasuhan yang efektif dan mengasyikkan terhadap anaknya. Di samping itu dalam buku Adventures In Parenting disebutkan bahwa orang tua yang berpendidikan mereka mampu belajar mengendalikan diri dalam menghadapi anak mereka dan belajar menajamkan kepekaan dalam menghadapi anak mereka.
Orang tua yang berpendidikan mereka sangat mengerti dan paham bahwa mereka tidak akan meninggalkan generasi mereka atau anak-anak mereka dalam keadaan lemah, lemah disini lebih ditekankan dalam artian lemah dari segi intelektualnya untuk berprestasi. Dalam Al-Qur’an disebutkan Qs. An-Nisa' : 9
Artinya : "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar".
Melalui tercapainya sarana belajar yang memadai, lingkungan tempat tinggal terutama keluarga, minat belajar siswa dan latar belakang pendidikan formal orang tua yang berbeda. Semua akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajarnya. Prestasi belajar PAI siswa yang sangat diharapkan orang tua siswa tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor internal yang timbul dari anak itu sendiri dan faktor eksternal yang timbul diluar pribadinya terutama orang tua sangat berpengaruh dalam pencapaian prestasi anak-anaknya.
Dari beberapa uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Formal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas II SMPN X" Alasan peneliti melakukan penelitian di SMPN X, karena sekolah tersebut sudah menuju SSN (Sekolah Standart Nasional) dan termasuk Sekolah Negeri Tipe A dari sekian banyak sekolah Negeri di X serta masih sering mendapat prestasi dalam berbagai perlombaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dapat peneliti rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang pendidikan formal orang tua siswa kelas II SMPN X ?
2. Bagaimana prestasi belajar PAI siswa kelas II SMPN X ?
3. Bagaimana pengaruh latar belakang pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas II SMPN X ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin peneliti capai adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui latar belakang pendidikan formal orang tua siswa kelas II SMPN X.
2. Mengetahui prestasi belajar PAI siswa kelas II SMPN X.
3. Menjelaskan pengaruh latar belakang pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas II SMPN X.

D. Manfaat Penelitian
Dari informasi tujuan tersebut, peneliti berharap penelitian ini bermanfaat :
1. Bagi orang tua murid : sebagai informasi bimbingan, mengarahkan dan menciptakan lingkungan religi yang baik yang diberikan pada anaknya agar dapat memeperoleh prestasi belajar PAI.
2. Bagi sekolah : sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam disekolah, dan sebagai bahan pustaka disekolah.
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberi sumbangan dan penelitian lebih lanjut dan memperkuat serta menambah wawasan sekaligus kreatifitas berfikir dalam penulisan karya ilmiah.
4. Bagi pembaca : mendapat ilmu pengetahuan dan tambahan wawasan.

E. Sistematika Pembahasan
1. Pendahuluan yang dituangkan dalam Bab I, dimana dalam bab ini menjelaskan : a) Latar belakang masalah, b) Rumusan masalah, c) Tujuan penelitian, d) Manfaat penelitian, e) Hipotesis Penelitian, f) Definisi operasional, g) Ruang Lingkup Penelitian, h) Metode penelitian meliputi : 1. Lokasi Penelitian, 2.populasi, 3. sampel, 4. pengumpulan data, 5. Analisis data., i) Sistematika pembahasan.
2. Untuk kajian teori dituangkan dalam Bab II, yang mengemukakan tentang : 1. Pendidikan formal, meliputi : a) Sekolah merupakan pendidikan formal, b) Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan, c) Tujuan Pendidikan Formal. 2. Orang tua. 3. Prestasi belajar, meliputi : a) Pengertian Prestasi Belajar, b) Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar, c) Pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar PAI siswa.
3. Pada Bab III, mencakup metode penelitian, yang meliputi : Lokasi penelitian, Populasi, Sampel, Pengumpulan data, dan Analisis data.
4. Hasil penelitian dituangkan dalam Bab IV, meliputi : a) Deskripsi obyek penelitian, meliputi : 1) Kronologis berdirinya SMPN X, 2) Visi, Misi dan Tujuan Sekolah SMPN X, 3) Struktur Organisasi SMPN X, 3) Data Sarana dan Prasarana. b) Paparan hasil penelitian berupa : a) Paparan Hasil Interview : 1) Hasil Interview peneliti dengan Kepala Sekolah, 2) Hasil Interview peneliti dengan Sie Kurikulum, 3) Hasil Interview peneliti dengan guru PAI b) Uji Validitas c) Uji Reliabilitas d) Uji Regresi Linier.
5. Untuk pembahasan hasil penelitian, dituangkan dalam Bab V.
6. Sebagai bab yang terakhir dituangkan dalam Bab VI yang merupakan Bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK DI SMP ...


(KODE : PEND-ISLAM) : SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK SMP X



BAB I 
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Pendidikan akhlak Islam merupakan suatu proses mendidik, memelihara, membentuk, dan memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan berpikir baik yang bersifat formal maupun informal yang didasarkan pada ajaran-ajaran Islam. Pada sistem Pendidikan Islam ini khusus memberikan pendidikan tentang akhlaqul karimah agar dapat mencerminkan kepribadian seseorang.
Pendidikan akhlak Islam diartikan sebagai mental dan fisik yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah. Pendidikan akhlak Islam berarti juga menumbuhkan personalitas (kepribadian) dan menanamkan tanggung jawab. Sebagai landasan firman Allah Surat Ali-Imran ayat 19 :
Artinya : "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam, tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya" (QS. Ali-Imran ayat 19)
Oleh karena itu, jika berpredikat Muslim benar-benar menjadi penganut agama yang baik maka harus menaati ajaran Islam dan menjaga agar Rahmat Allah tetap berada pada dirinya, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajarannya yang didorong oleh Iman sesuai dengan Aqidah Islamiyah. Untuk tujuan itulah manusia harus dididik melalui proses pendidikan Islam. Pendidikan akhlak Islam merupakan sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadian.
Dengan bekal ilmu akhlak, orang dapat mengetahui batas mana yang baik dan batas mana yang dilarang, juga dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya. Orang yang berakhlak dapat memperoleh irsyad, taufik, dan hidayah sehingga bahagia di dunia dan akhirat.
Kesempurnaan akhlak manusia dapat dicapai melalui dua jalan. Pertama, melalui karunia Tuhan yang menciptakan manusia dengan fitrahnya yang sempurna, akhlak yang baik, nafsu syahwat yang tunduk kepada akal dan Agama. Manusia tersebut dapat memperoleh ilmu tanpa belajar dan terdidik tanpa melalui proses pendidikan, manusia yang tergolong seperti itu adalah para Nabi dan Rasul Allah. Kedua, akhlak melalui berjuang secara bersungguh-sungguh (mujahadah) dan latihan (riyadhah) yaitu membiasakan diri melakukan akhlak-akhlak mulia.
Akhlak mulia juga dapat dipupuk melalui proses melawan hawa nafsu. Seseorang memiliki akhlak mulia apabila dia dapat melawan dan menundukkan hawa nafsunya. Menundukkan hawa nafsu bukan bermakna membunuhnya tetapi hanya mengawali dan mendidiknya agar mengikuti panduan akal dan Agama.
Pendidikan Agama Islam adalah salah satu pendidikan yang mempunyai fokus (emphasis) untuk lebih menitik beratkan pada norma-norma yang memberi arah, arti, dan tujuan hidup manusia. Pendidikan Agama Islam sebagai apresiasi bentuk kesadaran beragama secara ideal merupakan suatu kegiatan yang menanamkan nilai-nilai etika dan moral baik secara khusus maupun universal mulai dari lingkup besar (suatu negara dan bangsa). Negara yang memiliki pengakuan terhadap suatu agama akan melakukan pendidikan moral melalui pendidikan agama. Menurut Harun Nasution bahwa pendidikan agama banyak dipengaruhi oleh trend Barat yang lebih mengutamakan pengajaran dari pada pendidikan moral padahal inti sari dari pendidikan agama adalah pendidikan moral.
Sasaran utama dalam Pendidikan Agama Islam disekolah adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu dari tiga subyek pelajaran yang harus dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal Indonesia. Hal ini karena kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu dengan dimensi kehidupan lain pada setiap individu warga negara. Hanya dengan keterpaduan berbagai dimensi kehidupan tersebutlah kehidupan yang utuh sebagaimana yang dicita-citakan oleh bangsa dapat terwujud. Pendidikan Agama diharapkan mampu mewujudkan dimensi kehidupan beragama tersebut sehingga bersama-sama subyek pendidikan yang lain, mampu mewujudkan kepribadian individu yang utuh sejalan dengan pandangan hidup bangsa.
Dalam sistem pendidikan ini nilai-nilai keislaman yang ditanamkan pada peserta didik tidak terbatas melalui subyek pelajaran Pendidikan Agama Islam, tetapi juga melalui seluruh subyek pelajaran serta seluruh komponen atau faktor pendidikan. Bahkan dalam sistem ini, subyek Pendidikan Agama Islam sangat mungkin tidak diberikan secara khusus karena seluruh aspek subyek pelajaran tersebut dapat diintegrasikan ke dalam subyek pelajaran atau faktor pendidikan yang lain. Dengan demikian, dalam sistem ini semua guru harus memiliki kepribadian Muslim dan sekaligus mampu menanamkan nilai-nilai keislaman melalui subyek pelajaran yang dia punya. Karena merupakan sistem pendidikan alternatif, maka secara kelembagaan Pendidikan Islam tidak ada dalam sistem pendidikan kita.
Pendidikan Keislaman merupakan salah satu macam pendidikan Keagamaan, yakni pendidikan yang secara khusus dimaksudkan untuk memberikan bekal profesional dibidang keagamaan kepada peserta didik.
Pendidikan ini diselenggarakan dalam rangka untuk mempersiapkan peserta didik agar kelak mampu mengemban tugas yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama Islam. Dengan demikian, ilmu-ilmu keislaman yang di ajarkan melalui subyek pelajaran. Pendidikan Agama Islam merupakan bekal untuk memberikan kualifikasi yang harus dimiliki oleh mereka setelah selesai mengikuti pendidikan tersebut. Karena itu, materi ilmu-ilmu keislaman merupakan materi pokok yang diajarkan dalam pendidikan ini.
Sesuai dengan tujuan Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Nasional bahwa keberadaan Aqidah dan Akhlak sudah menjadi keharusan bagi umat khususnya untuk lembaga dalam proses mengajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat Islam dimana dan kapan saja, karena Aqidah merupakan keyakinan-keyakinan yang benar terhadap hal-hal yang harus di Imani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari, demikian juga Akhlak yang merupakan petunjuk untuk mencapai perbuatan baik serta menghindarkan diri dari perbuatan buruk.
Permasalahan yang terjadi dalam berbagai segi kehidupan manusia yang terwujud dalam berbagai tingkah laku : seperti pelanggaran, pencurian, perampokan, perjudian, pemerkosaan, dan yang lebih serius lagi adalah gencarnya pemakaian narkoba di kalangan remaja. Perbuatan seperti itu sangatlah merusak masa depan bangsa.
Terjadinya permasalahan tersebut dikarenakan rendahnya Akhlak mereka, karena itu upaya pembinaan dan peningkatan Akhlak penting. Pendidikan Aqidah Akhlak dapat digunakan sebagai barometer (alat ukur) pribadi seseorang. Ukuran akhlak oleh sebagian ahli diletakkan sebagai alat penimbang perbuatan baik buruk pada faktor yang ada dalam diri manusia yang masyhur dengan istilah al-qanun adz-dzatiy dalam istilah asing di sebut autonomous. Alat penimbang perbuatan ialah faktor yang datang dari luar diri manusia (al-qanun al-kharijiy) baik yang bersifat 'urf atau dalam undang-undang hasil produk pikiran manusia dan kehendak dari Tuhan (Agama). Apabila yang menjadi ukuran itu dari faktor dalam diri manusia, maka tekanannya adalah akal dan pikiran dan suara hati, kalau alat pengukur akhlak itu harus universal.
Seseorang tidak harus menggunakan alat ukur untuk mengetahui akhlak orang lain, tetapi kita harus mengetahui terlebih dahulu akhlak yang kita miliki, sehingga kita mampu mengetahui baik buruknya akhlak seseorang dengan memahami akhlak yang kita miliki, bahkan dapat pula mengetahui sempurna atau tidaknya iman seseorang. Dengan kata lain makin sempurna Akhlaknya makin sempurna pula iman seseorang dan sebaliknya makin rusak iman makin rusak pula iman seseorang, seperti hadits berikut :
“Orang mukmin yang paling sempurna Imannya, ialah orang mukmin yang paling baik akhlaknya (HR.At-Tarmidzi)”
Bahwa orang Islam yang berakhlak buruk, keburukan akhlaknya merupakan bukti bahwa dia belum berhasil dalam beragama, dia belum mencapai sesuatu yang sangat penting dan yang menyatu dengan agama, yaitu akhlak yang baik.
Kejadian tentang masalah kerusakan moral, maka pendidikan Aqidah Akhlak wajib diberikan pada setiap lembaga-lembaga pendidikan baik di tingkat SD, SMP/Tsanawiyah, SMA/Aliyah, bahkan di Perguruan Tinggi. Menurut Abuddin Nata, adanya perilaku-perilaku yang menyimpang yang terjadi tersebut karena adanya beberapa faktor yang melatar belakanginya. Diantaranya. Pertama longgarnya pegangan terhadap agama, dengan longgarnya pegangan nilai-nilai agama dalam diri seseorang maka hilanglah kekuatan pengontrol dalam diri orang tersebut. Kedua kurang efektifnya pembinaan Akhlak yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah, maupun masyarakat. Dan Ketiga dampak dari perkembangan dan kemajuan IPTEK (Abuddin : 2002 : 16)
Pendidikan Agama Islam khususnya pendidikan Aqidah Akhlak yang telah diterapkan dalam program Pendidikan Nasional boleh dikatakan kurang berhasil. Dengan bukti makin banyaknya kerusakan moral yang terjadi dikalangan remaja. Hal ini yang terjadi karena yang pertama : kurang atau minimnya waktu pelaksanaan pendidikan agama Islam yang diberikan, khususnya materi pembelajaran Aqidah Akhlak, padahal pembelajaran Aqidah Akhlak mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku peserta didik. Karena pembelajaran Aqidah Akhlak menyangkut pembiasaan sikap atau perilaku yang baik yang telah menjadi tujuan Pendidikan Nasional dan Pendidikan Agama Islam, yang kedua : tentang proses pembelajaran Aqidah Akhlak di sekolah, dimana norma-norma Aqidah Akhlak yang telah diformulasikan dalam teori-teori tidak dapat dijabarkan dalam langkah-langkah nyata, hal ini sangatlah memprihatinkan terhadap perkembangan perilaku siswa.
Oleh karena itu, sesuatu yang perlu dipikirkan adalah mampukah lembaga Pendidikan Islam berinteraksi dengan kemajuan IPTEK. Dan bagaimana seharusnya Pendidikan Islam disekolah benar-benar bisa mempengaruhi atau membentuk Akhlak siswa yang selanjutnya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan pembelajaran Aqidah Akhlak, maka dalam penelitian ini penulis sangat tertarik untuk mengangkat permasalahan tentang "PENGARUH PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK SMP X".

B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas dalam kaitannya dengan judul ini, maka rumusan masalah yang menjadi pokok bahasan dan pedoman penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pembelajaran Aqidah Akhlak di SMP X ?
2. Apakah ada pengaruh pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap perilaku peserta didik SMP X ?

C. Tujuan Penelitian
Dari beberapa pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan yang hendak dicapai di dalan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran Aqidah Akhlak di SMP X.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap perilaku peserta didik SMP X.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Manfaat yang dapat kita ambil dari hasil penelitian ini, agar dalam mendidik dan mengubah perilaku peserta didik yang baik yaitu dengan cara proses pembelajaran Aqidah Akhlak dengan baik :
a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan proses pembelajaran Aqidah Akhlak di SMP X.
b. Sebagai bahan informasi sejauh mana pengaruh pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap peserta didik di SMP X.
c. Untuk menambah dan mengembangkan cakrawala pengetahuan penulis sendiri tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran Aqidah Akhlak.

E. Sistematika Pembahasan
Guna memperoleh gambaran yang menyeluruh terhadap permasalahan studi ini, maka sangat diperlukan suatu uraian yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Dalam penelitian ini, penulis memberikan sistematika pembahasan yang meliputi :
BAB I Pendahuluan, bagian ini merupakan kerangka dasar sebagai gerbang pemikiran agar pembaca dapat mengetahui informasi lebihjauh. Bab ini meliputi : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, penegasan istilah, hipotesis dan sistematika pembahasan.
BAB II Kajian Pustaka, Bab ini berisikan tentang pembahasan meliputi : pengertian pembelajaran Aqidah dan Akhlak, serta perilaku peserta didik dan Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Perilaku Peserta didik SMP X.
BAB III Metode Penelitian, pada Bab ini mencakup tentang lokasi penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data (metode angket, observasi, dokumentasi dan interview), teknik analisis data, dan variabel penelitian.
BAB IV Laporan Hasil Penelitian, pada bagian ini penulis menjelaskan tentang hasil yang telah diteliti meliputi : latar belakang obyek penelitian, penyajian dan analisis data.
BAB V Penutup, pada bagian ini terdiri dari kesimpulan